Saksi di Tanah Luka

By admin Dibaca 93 Kali, 02 Jun 2025, 19:11:09 WIB Puisi
Saksi di Tanah Luka

Saksi di Tanah Luka


Di tanah hijau yang perawan dan sunyi,

Baca Lainnya :

tumbuh nyanyian alam yang kini tercekik,

hujan turun bukan hanya dari langit,

tapi dari mata ibu yang menangis sunyi.


Air mata jatuh,

bagai embun di atas luka yang menganga,

bercampur lumpur dan doa-doa terluka,

mengalir di hutan, menyapa batu,

bertanya: sampai kapan duka ini bertamu?


Darah pun turut bicara,

merahnya bukan lagi tanda kehidupan,

tapi jerit sunyi dari anak yang kehilangan ayah,

dari dusun-dusun yang dibakar tanpa alasan,

dari peluru yang tak pernah membawa jawaban.


Papua menangis dalam diam,

hutan menjadi saksi bisu,

gunung menahan amarahnya,

dan laut menyimpan rahasia tubuh yang dibuang.


Berapa nyawa lagi yang harus dihitung,

dalam deret angka yang tak pernah jujur?

Berapa cerita yang harus dibungkam,

agar dunia tetap nyaman dalam kebisuan?


Air mata dan darah

tak butuh mikrofon atau siaran berita,

mereka telah jadi bahasa tanah ini,

bahasa luka yang hanya dimengerti

oleh mereka yang hidup — dan mati — di dalamnya.


???? Savitri Carry Miranda




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment