- Penyaluran Dana Sembako, PKH dan Kesra, di Tiga Distrik Usilimo Kurulu Wadangku Diempatkan Distribusi di Usilimo
- Kulit Sehat Jadi Investasi Masa Depan Bersama Naba Aesthetic Clinic Tangerang
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK, Wilson Lalengke: Banyak Menteri Prabowo Bermasalah
- Penyerahan Bantuan Dana 100 Juta dari Pemerintah Kabupaten Yalimo Guna Pembagunan Kantor Klasis Balim Utara
- Catatan Kecil dari Sulut: Dihadiri Sejumlah Jenderal, Ketum PPWI Lantik Pengurus PPWI Sulawesi Utara
- Hentikan Penahanan Ibu Menyusui! Polisi Jakarta Pusat Diduga Kuat Langgar Konstitusi
- Menjadi Anak yang Taat dan Orang Tua yang Bijak dalam Terang Firman
- Terapkan Hukum secara Ugal-ugalan, Kapolda Metro Jaya Karyoto Diseret ke Meja Hijau
- Abaikan Biaya Pendidikan Anak Kandung, Anggota TNI Batalyon 503 Mayangkara, Harianto, Dinilai Tidak Bermoral
- Tuhan Menyediakan Kebutuhanmu
Saksi di Tanah Luka

Saksi di Tanah Luka
Di tanah hijau yang perawan dan sunyi,
Baca Lainnya :
- Musyawarah Perencanaan Pembangunan 12 Kampung Se_Distrik Muliama Tahun 2025 0
- Terindikasi Serobot Lahan Warga, Paulus George Hung alias Ting-Ting Ho Dipolisikan0
- Cara Repsol Honda Jaga Kepercayaan Diri Marquez0
- Kalahkan Federer, Djokovic Juara Wimbledon0
- Meski Akui Sudah Sulit Menang, Rossi Belum Mau Menyerah0
tumbuh nyanyian alam yang kini tercekik,
hujan turun bukan hanya dari langit,
tapi dari mata ibu yang menangis sunyi.
Air mata jatuh,
bagai embun di atas luka yang menganga,
bercampur lumpur dan doa-doa terluka,
mengalir di hutan, menyapa batu,
bertanya: sampai kapan duka ini bertamu?
Darah pun turut bicara,
merahnya bukan lagi tanda kehidupan,
tapi jerit sunyi dari anak yang kehilangan ayah,
dari dusun-dusun yang dibakar tanpa alasan,
dari peluru yang tak pernah membawa jawaban.
Papua menangis dalam diam,
hutan menjadi saksi bisu,
gunung menahan amarahnya,
dan laut menyimpan rahasia tubuh yang dibuang.
Berapa nyawa lagi yang harus dihitung,
dalam deret angka yang tak pernah jujur?
Berapa cerita yang harus dibungkam,
agar dunia tetap nyaman dalam kebisuan?
Air mata dan darah
tak butuh mikrofon atau siaran berita,
mereka telah jadi bahasa tanah ini,
bahasa luka yang hanya dimengerti
oleh mereka yang hidup — dan mati — di dalamnya.
???? Savitri Carry Miranda






.jpg)





